'Pemerintah Harus Buka Akses Internet Murah'
sumber : detik.com, 09-01-2004
JAKARTA, Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Meneg Kominfo), Syamsul Mu'arif menegaskan pemerintah harus membuka akses internet dan telekomunikasi yang lebih murah. Hal itu dilakukan jika pemerintah berpendapat penyebaran telekomunikasi dan informatika lebih utama daripada pendapatan negara. Syamsul mengungkapkan hal itu di acara pemaparan hasil sidang WSIS (World Summit on Information Society) di Gedung Lembaga Indformasi Nasional, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (09/01/04). "Pilihannya, akses yang murah untuk semua penduduk dengan mengurangi pendapatan dari telekomunikasi atau mempertahankan pendapatan tapi mengerem penyebaran telematika," jelas Syamsul.
Menurut Syamsul, pemerintah harus memperhatikan amanat WSIS yang berbentuk Deklarasi Prinsip dan Rencana Aksi. "Pada tahun 2015, lebih dari separuh penduduk Indonesia harus memiliki akses pada internet, sedangkan sekarang baru 1% penduduk, itu berarti harus ada peningkatan lima puluh kali lipat," ujarnya.
WSIS adalah KTT PBB untuk Masyarakat Informasi yang digelar di Jenewa, Swiss, 11-14 Desember 2003. Pada acara itu, Syamsul ditunjuk Presiden Megawati Soekarnoputri untuk memimpin delegasi RI. Syamsul mengaku untuk memenuhi target-target WSIS Indonesia harus bekerjakeras. Untuk itu pihaknya akan bekerjasama dengan unsur swasta dan civil society (akademisi dan lembaga swadaya masyarakat). Bersama-sama, ketiga unsur tadi akan menyusun strategi pelaksanaan target-target WSIS. Dalam hal piranti lunak yang akan digunakan, Syamsul juga melirik open source sebagai solusi yang lebih murah dibandingkan piranti berlisensi. "Seandainya kita memiliki kemampuan, hal itu (penggunaan open source -red.) bisa dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, Syamsul juga melihat Warnet (warung internet) sebagi potensi untuk penyebaran telematika yang baik. Ia mencontohkan, komputer yang nanti akan digunakan oleh KPU dalam Pemilu 2004 bisa diimanfaatkan sebagai Warnet ketika tidak didayagunakan.
Menurutnya, jika hal itu tidak dilakukan dikhawatirkan komputer tersebut akan menjadi besi tua. "Jika dibisniskan akan ada maintenance dan kondisinya terjaga," ujar Syamsul.
Onno W. Purbo, pakar teknologi informasi dari Indonesia, mengatakan bahwa target-target WSIS mampu dicapai meskipun pemerintah tidak mengeluarkan biaya sedikitpun. "Syaratnya, bangsa ini diizinkan membangun infrastruktur sendiri," ujar Onno dalam acara yang sama.
sumber : detik.com, 09-01-2004
JAKARTA, Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Meneg Kominfo), Syamsul Mu'arif menegaskan pemerintah harus membuka akses internet dan telekomunikasi yang lebih murah. Hal itu dilakukan jika pemerintah berpendapat penyebaran telekomunikasi dan informatika lebih utama daripada pendapatan negara. Syamsul mengungkapkan hal itu di acara pemaparan hasil sidang WSIS (World Summit on Information Society) di Gedung Lembaga Indformasi Nasional, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (09/01/04). "Pilihannya, akses yang murah untuk semua penduduk dengan mengurangi pendapatan dari telekomunikasi atau mempertahankan pendapatan tapi mengerem penyebaran telematika," jelas Syamsul.
Menurut Syamsul, pemerintah harus memperhatikan amanat WSIS yang berbentuk Deklarasi Prinsip dan Rencana Aksi. "Pada tahun 2015, lebih dari separuh penduduk Indonesia harus memiliki akses pada internet, sedangkan sekarang baru 1% penduduk, itu berarti harus ada peningkatan lima puluh kali lipat," ujarnya.
WSIS adalah KTT PBB untuk Masyarakat Informasi yang digelar di Jenewa, Swiss, 11-14 Desember 2003. Pada acara itu, Syamsul ditunjuk Presiden Megawati Soekarnoputri untuk memimpin delegasi RI. Syamsul mengaku untuk memenuhi target-target WSIS Indonesia harus bekerjakeras. Untuk itu pihaknya akan bekerjasama dengan unsur swasta dan civil society (akademisi dan lembaga swadaya masyarakat). Bersama-sama, ketiga unsur tadi akan menyusun strategi pelaksanaan target-target WSIS. Dalam hal piranti lunak yang akan digunakan, Syamsul juga melirik open source sebagai solusi yang lebih murah dibandingkan piranti berlisensi. "Seandainya kita memiliki kemampuan, hal itu (penggunaan open source -red.) bisa dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, Syamsul juga melihat Warnet (warung internet) sebagi potensi untuk penyebaran telematika yang baik. Ia mencontohkan, komputer yang nanti akan digunakan oleh KPU dalam Pemilu 2004 bisa diimanfaatkan sebagai Warnet ketika tidak didayagunakan.
Menurutnya, jika hal itu tidak dilakukan dikhawatirkan komputer tersebut akan menjadi besi tua. "Jika dibisniskan akan ada maintenance dan kondisinya terjaga," ujar Syamsul.
Onno W. Purbo, pakar teknologi informasi dari Indonesia, mengatakan bahwa target-target WSIS mampu dicapai meskipun pemerintah tidak mengeluarkan biaya sedikitpun. "Syaratnya, bangsa ini diizinkan membangun infrastruktur sendiri," ujar Onno dalam acara yang sama.
loading...
No comments:
Post a Comment